Pulau Nusa Penida 26, Denpasar, Bali, Indonesia
+62361-225388
info@bhccclinic.com / klinikbhcc@gmail.com

JEBAKAN TERAPI DIABETES MELITUS TIPE 2 : HIPOGLIKEMIA

JEBAKAN TERAPI DIABETES MELITUS TIPE 2 : HIPOGLIKEMIA

Diabetes Melitus Tipe 2 (DMT2) yang sering disebut dengan penyakit kencing manis adalah penyakit pandemik yang terjadi hampir di semua negara di dunia. Angka kejadiannya meningkat sangat tajam terutama di negara berkembang seperti Indonesia. Mekanisme penyakit ini sangat bervariasi walaupun resistensi insulin dan menurunnya fungsi organ pankreas dari pasien DMT2 dianggap sebagai dasar utama penyebab kejadian ini. Oleh karena kejadian ini terjadi secara progresif, penatalaksanaannya menjadi lebih menyulitkan. Selain pengobatannya dilakukan seumur hidup juga perlu dipertimbangkan banyak hal agar mencapai sasaran terapi dengan baik namun terhindar dari efek samping yang merugikan.

 

Pokok dari pengelolaan penyakit DMT2 adalah penurunan glikemia (gula darah) dan dipertahankan selamanya. Pola hidup yang sehat dan latihan fisik tetap merupakan dasar terapi utama yang wajib diberikan kepada semua peserta diabetes dan kemudian dibantu dengan obat anti diabetes (OAD). Secara umum obat pertama yang paling banyak dipilih adalah metformin, mengingat efikasinya cukup kuat, efek sampingnya ringan dan harganya murah. Jika dalam tiga bulan target terapinya belum tercapai walaupun dengan dosis maximal, maka ditambahkan obat kedua. Dengan prinsip yang sama selanjutnya ditambahkan obat ketiga, keempat dan seterusnya, yang sangat bedgantung pada keadaan dan kemampuan pasien. Ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pemilihan OAD yaitu efikasinya, risiko hipoglikemianya (penurunan kadar gula darahnya), efeknya terhadap berat badan, efek samping dan harga. Berdasarkan American Diabetes Association (ADA) dan The European Association for Study of Diabetes (EASD) telah memberi petunjuk praktis dalam terapi DMT2.

 

Hipoglikemia merupakan salah satu komplikasi dari terapi diabetes yang kadang diabaikan baik oleh pasien maupun oleh dokter karena pengobatan DMT2 yang panjang, sehingga pasien datang ke rumah sakit denga keadaan komplikasi dari hipoglikemia seperti sakit kepala, lapar, tangan bergetar, lemah, berkeringan, nyeri dada, kesadaran menurun, gagal jantung, hingga kematian. Hipoglikemia pada diabetes dapat diklasifikasikan menjadi: Hipoglikemia berat, hipoglikemia simtomatik terdokumentasi, hipoglikemia asimptomatik, hipoglikemia simptomatik probable, dan pseudo-hipoglikemia. Risiko hipoglikemia yang berat lebih banyak ditemukan pada penderita lanjut usia dengan komorbiditas lain, ata pada pasien gagal ginjal, hamil dan anak-anak dengan diabetes melitus tipe 1. Hipoglikemia berat merupakan keadaan yang memerlukan bantuan dari orang lain untuk memberikan karbohidrat, glukagon, atau tindakan koreksi lainnya. Kadar gula darah mungkin tidak diperiksa pada saat kejadian, namun perbaikan neurologis setelah kadar gula darah normal merupakan bukti bahwa kejadian tersebut disebabkan oleh rendahnya kadar gula darah. Hipoglikemia juga sering terjadi pada mereka yang mendapatkan terapi obat hipoglikemik yang kuat seperti golongan sulfonilurea atau glinid dan insulin. Karena dampak hipoglikemia sangat berbahaya terutama meningkatkan kejadian dan kemwtian kardiovaskuler, maka pedoman sasaran kadar gula darah puasa/preprandial oleh ADA/EASD ditingkatkan dari 70-130mg/dL pada panduan sebelumnya kini menjadi 80-130mg/dL.

 

Jadi hipoglikemia merupakan faktor pembatasan utama sasaran glikemik yang ketat pada pengelolaan diabetes dan meningkatkan kejadian dan kematian kardiovaskuler atau damlak buruk lainnya terhadap kesehatan. Kendali glikemik hendaknya disesuaikan dengan keadaan individu agar  mereka aman dari efek tidak  baik dari hipoglikemia. Pengenalan faktor risiko hipoglikemia, pemantauan gula darah, pemilihan rejimen yang tepat, edukasi yang baik dapat mengurangi kejadian hipoglikemia dan komplikasi jangka panjang.

(dari berbagai sumber)

 

dr.Komang Adhi Restudana,S.Ked.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
WhatsApp Layanan Pelanggan