Pulau Nusa Penida 26, Denpasar, Bali, Indonesia
+62361-225388
info@bhccclinic.com / klinikbhcc@gmail.com

Selamat Hari Ibu, Wanita Pilar Keluarga dan Bangsa

Selamat Hari Ibu, Wanita Pilar Keluarga dan Bangsa

hari ibu nasional

Dalam momen hari ibu nasional yang jatuh pada tanggal 22 Desember, tak ada salahnya kita mengalokasikan waktu untuk memperhatikan sosok wanita yang menjadi ibu atau akan menjadi ibu di lingkungan sekitar kita. Klinik Utama BHCC selalu memberikan atensi penuh terhadap kesehatan para ibu karena menyadari betapa pentingnya dampak positif yang akan ditimbulkan jika kesehatan seorang ibu tercapai dengan baik.

Hari Ibu Nasional, Kesempatan untuk Lebih Memperhatikan Para Ibu

Kesehatan ibu menjadi kunci dari menghasilkan generasi penerus yang berkualitas yang kelak dapat berguna bagi bangsa dan negara. Seperti pepatah ‘dalam tubuh yang sehat terdapat jiwa yang kuat’ atau mens sana in corpore sano. Kesehatan ibu dan anak merupakan indikator kesehatan umum dan kesejahteraan  masyarakat. Secara  global,  jumlah kematian   ibu   menurun  45%  dari 523.000  pada  tahun  1990   menjadi 289.000  pada  tahun  2013. Indonesia sendiri  belum  memiliki data statistik vital yang langsung dapat menghitung Angka Kematian Ibu (AKI). Estimasi AKI dalam Survei  Demografi  dan  Kesehatan  Indonesia  (SDKI) diperoleh  dengan  mengumpulkan  informasi  dari saudara  perempuan  yang  meninggal  semasa  kehamilan, persalinan, atau setelah melahirkan. AKI di Indonesia masih relatif lebih tinggi jika dibandingkan dengan negara-ne gara anggota ASEAN. Risiko kematian ibu karena melahirkan di Indonesia adalah 1 dari 65, dibandingkan dengan 1 dari 1.100 di Thailand.

Penyebab Yang Mengancam Nyawa

Penyebab  kematian  ibu  adalah  perdarahan, eklampsia  atau  gangguan  akibat  tekanan  darah tinggi saat kehamilan, partus lama, komplikasi aborsi, dan infeksi. Perdarahan, yang biasanya tidak bisa diperkirakan dan terjadi secara mendadak, bertanggung jawab atas 28 persen kematian ibu.

Risiko  kematian  ibu dapat diperparah dengan terjadinya anemia dan penyakit menular seperti malaria, tuberkulosis (TB), hepatitis, dan HIV/AIDS. Pada 1995, misalnya, jumlah terjadinya anemia pada ibu hamil masih sangat tinggi, yaitu 51 persen, dan pada ibu nifas 45 persen.10 anemia yang terjadi pada ibu hamil mempunyai dampak kesehatan terhadap ibu dan anak dalam kandungan, meningkatkan risiko keguguran, kelahiran prematur, bayi dengan berat lahir rendah, serta sering menyebabkan kematian ibu dan bayi baru lahir. Faktor lain yang berkontribusi adalah kekurangan energi kronik (KEK). Pada 2002, sebesar 17,6 persen wanita usia subur (WUS) menderita KEK.

Tingkat sosial ekonomi, tingkat pendidikan, faktor budaya, dan akses terhadap sarana kesehatan  dan  transportasi  juga  berkontribusi  secara tidak  langsung  terhadap  kematian  dan  kesakitan ibu. Situasi ini seringkali disebut sebagai “3 T” (terlambat). Yang pertama adalah terlambat mendeteksi bahaya dini selama kehamilan, persalinan, dan nifas, serta dalam mengambil keputusan untuk mendapatkan pelayanan kesehatan ibu dan janin dalam kandungan. Kedua, terlambat dalam merujuk ke fasilitas kesehatan karena kondisi geografis dan sulitnya transportasi. Ketiga, terlambat dalam mendapatkan pelayanan kesehatan yang memadai di tempat rujukan.

Menjadi Atensi dari Pemerintah

Menurunkan kesakitan dan kematian ibu telah menjadi salah satu prioritas utama dalam program kesehatan pemerintah demi menciptakan generasi muda penerus bangsa yang berkualitas. Segala bentuk kegiatan-kegiatan yang mendukung upaya ini telah diusahakan, antara lain meningkatkan pelayanan kesehatan reproduksi, meningkatkan pemberantasan  penyakit  menular  dan  imunisasi, meningkatkan pelayanan kesehatan dasar dan rujukan, menanggulangi KEK, dan menanggulangi anemia gizi besi pada wanita usia subur dan pada masa kehamilan, melahirkan, dan nifas. Sebuah buku kesehatan ibu yang ditulis oleh Adenantera Dwicaksono dan Donny Setiawan telah memberikan bahasan yang cukup mendetail mengenai perkembangan kesehatan ibu di Indonesia. Dalam buku ini menulis berbagai indikator dan langkah yang diterapkan demi tercapainya kesejahteraan ibu.

Solusi Untuk Meningkatkan Kesehatan Ibu

Pemberdayaan  wanita  dan  keluarga  melalui  peningkatan pengetahuan dan perilaku sehat akan sangat membantu memberikan edukasi bagaimana meningkatkan kualitas kesehatan para wanita. Program ini tentu membutuhkan dukungan serta kerjasama dari pihak keluarga dan individu yang akan menjadi calon ibu. Dengan diberlakukannya BPJS, kini kesehatan ibu dan calon ibu semakin terjamin karena pemeriksaan kesehatan dapat dilakukan secara gratis apabila pemeriksaan tersebut masih termasuk dalam kategori yang difasilitasi. Misalnya, untuk pemeriksaan kehamilan secara rutin, ibu hamil peserta BPJS Kesehatan dapat mendatangi fasilitas kesehatan tingkat pertama (FKTP), seperti puskesmas, klinik swasta, dokter perorangan, atau bidan dengan catatan FKTP itu berjejaring dengan BPJS Kesehatan.

NoJenis PelayananTarif
1Persalinan vaginam normal600.000
2Penanganan pendarahan750.000
3Pelayanan tindakan pasca persalinan175.000
4Pelayanan pra-rujukan125.000

Sementara apabila calon ibu memiliki keluhan kesehatan yang tidak berkaitan dengan kandungan, maka tarif BPJS akan menyesuaikan secara otomatis. Apabila calon ibu mengalami gejala flu, misalnya, maka sebaiknya calon ibu melakukan konsultasi kepada dokter mengenai apa saja obat yang dapat dikonsumsi atau tidak. Sebagai bahan pertimbangan, artikel mengenai penanganan gejala flu pada ibu hamil ini mungkin dapat membantu anda.

 

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
WhatsApp Layanan Pelanggan