Pulau Nusa Penida 26, Denpasar, Bali, Indonesia
+62361-225388
info@bhccclinic.com / klinikbhcc@gmail.com

Mengetahui Fisiologis Kolesterol

Mengetahui Fisiologis Kolesterol

Kolesterol pada dasarnya merupakan senyawa lemak yang juga dibutuhkan oleh tubuh manusia. Fungsi kolesterol dalam tubuh manusia antara lain membentuk dinding sel, memproduksi hormon, vitamin D dan senyawa yang membantu proses pencernaan makanan. Selama kadar kolesterol seimbang dan dalam batas normal, tubuh kita akan tetap sehat.
Tubuh manusia sebenarnya dapat mencukupi kebutuhan kolesterol yang dihasilkan di organ hati (liver), tapi kita juga mendapatkan kolesterol dari makanan yang sehari-hari kita makan. Asupan makanan inilah yang harus diperhatikan karena sebagian besar kasus peningkatan kadar kolesterol disebabkan pola makan yang buruk yaitu makanan yang mengandung lemak atau kolesterol tinggi. Namun, pada kasus tertentu hiperkolesterolemia dapat diakibatkan oleh kondisi medis lainnya.
Karena kolesterol tidak larut dalam air, diangkut dalam plasma darah dalam partikel protein (lipoprotein). Lipoprotein diklasifikasikan berdasarkan kepadatan mereka:

  • lipoprotein kepadatan sangat rendah (VLDL),
  • lipoprotein kepadatan menengah (IDL),
  • lipoprotein kepadatan rendah (LDL) dan
  • lipoprotein kepadatan tinggi (HDL).

Terdapat dua tipe utama lipoprotein: High-Density Lipoprotein (HDL) dan Low-Density Lipoprotein (LDL). HDL mengangkut kolesterol dari sel dan membawanya ke dalam hati untuk disimpan atau dikeluarkan dari tubuh, yang karena itulah HDL dikenal juga sebagai ‘kolesterol baik‘. Di sisi lain, LDL mengangkut kolesterol dari hati dimana kolesterol itu sendiri dihasilkan atau disimpan, ke seluruh sel-sel tubuh untuk fungsi tubuh, seperti membangun dinding sel dan menghasilkan hormon-hormon steroid. Ketika kadar LDL dalam darah lebih tinggi dari normal, hal ini menyebabkan akumulasi kolesterol di dalam pembuluh darah, meningkatkan risiko terbentuknya plak berlemak yang dapat menyumbat pembuluh darah. Oleh karena itu, LDL seringkali dikenal sebagai ‘kolesterol jahat‘.
Kadar kolesterol diukur melalui jumlah lipoprotein (HDL dan LDL) di dalam darah. Kadar di bawah 200 mg/dL (di bawah 5,2 mmol/L) diperlukan sedangkan di atas 240 mg/dL (di atas 6,2 mmol/L) mengindikasikan hiperkolesterolemia. Hiperkolesterolemia meningkatkan risiko penyakit kardiovaskuler, stroke dan infark miokardium (serangan jantung). Oleh karena itu, perubahan gaya hidup secara dini, seperti berolahraga secara teratur, mengurangi asupan makanan berlemak, dan pengobatan dengan obat-obatan yang dapat menurunkan kadar kolesterol diperlukan untuk mencegah komplikasi-komplikasi yang berat

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

error: Content is protected !!
WhatsApp Layanan Pelanggan